Breaking

LightBlog

Wednesday, August 16, 2017

Sejarah Keselamatan

Pada umumnya, kaum pluralis menolak adanya penyataan khusus (baca: keselamatan dalam Yesus Kristus). Mereka beranggapan bahwa tidak ada penyataan yang berpredikat khusus dalam sejarah, Seluruh sejarah adalah penyataan Allah. Choan Seng Song, salah seorang teolog pluralisme melihat bahwa seluruh sejarah adalah sejarah Allah sekaligus sejarah keselamatan. Ia menekankan bahwa waktu adalah ciptaan Allah dan milik Allah sendiri. Oleh karena itu segala waktu yang berlalu dalam sejarah menjadi milik Allah tanpa ada perbedaan. Sejarah bangsa-bangsa baik China, Indonesia bahkan Israel pun berada di dalam sejarah tindakan Allah. Song berkata demikian: “…sejarah adalah di dalam Allah. Ia berasal dari Allah dan kembali kepada Allah. Allah tidak berdiri bertentangan dengan sejarah tetapi berada di dalam sejarah. Dan Allah itu bekerja di dalam sejarah melalui para nabi yang arif bijaksana, melalui para raja, petani; melalui kita semua…” Jadi, Song melihat (baik implisit maupun eksplisit); bahwa, sejarah bangsa-bangsa dalam sistem keagamaan maupun sosial, politik, kebudayaanya, adalah sejarah keselamatan yang identik dengan penyataan Allah. Tidak ada “sesuatu yang khusus” dari tindakan Allah bagi keselamatan manusia di muka bumi. Pandangan Song ini tidak berbeda dengan Paul F. Knitter yang menolak penyataan Allah dalam sejarah secara partikular dalam waktu, locus maupun persona tertentu seperti Israel dan sejarahnya, termasuk Yesus Kristus. Menurut Knitter, sejarah adalah “the march of God through the world.” Dengan demikian masalah keselamatan tidak tergantung pada penyataan khusus (baca: Yesus Kristus), institusi agama, atau sistem kepercayaan tertentu karena Allah secara imanen telah, sedang, dan akan terus menyatakan diri-Nya kepada setiap manusia dalam konteks sejarahnya masing-masing. Selanjutnya, kaum pluralis melihat bahwa Kristus adalah suatu manifestasi. Maksudnya: gelar Kristus adalah sesuatu yang kosmis–suatu gelar yang dapat dikenakan kepada setiap medium keselamatan, termasuk yang non religius– yang merupakan misteri ilahi yang imanen dalam sejarah dan budaya manusia pada tempatnya masing-masing. Raimundo Panikkar, teolog India mengungkapkan hal ini sebagai berikut: “Realitas ilahi terdapat dalam setiap nama yang ada di dalam masing-masing agama. Dalam Hinduisme dikenal dalam Ishavara, dalam kekristenan dikenal dengan Yesus dari Nazareth. Namun Kristus itu lebih dari pada Yesus dan tidak hanya dikenal melalui Yesus. Kristus sebagai misteri ilahi bukanlah suatu realita yang mempunyai banyak nama; tetapi, dalam setiap nama yang berbeda-beda dalam berbagai agama, Kristus itu hadir dan menyelamatkan menurut pandangan masing-masing agama.”

No comments:

Post a Comment

Adbox